perempuan dalam seminggu

Kekhilafan saya kali ini adalah mengetik di notepad sehingga apa yang awalnya saya tulis lenyap, mari mulai lagi…

Terkadang kamu harus berputar bahkan berlari jauh untuk menemukan apa yang sebenarnya kamu cari.

Karena otak saya sedang meluap dan terlalu banyak pertanyaan yang tak bisa saya jawab, maka saya menulisnya, sebagaian yang ada di tulisan ini adalah pengalaman saya selama minggu ini atau mungkin bulan ini.

Pertanyaan yang sering menghampiri saya akhir ini (dari orang lain) adalah, “mana pacarnya?”, “kapan mau nikah?” , “yang kemarin itu kapan dikenalin ke keluarga besar?”

Oh ya Tuhan! Bukan saya tak suka dengan hubungan dan komitmen, tapi untuk sementara saya tidak mau mengharapkan seseorang yang belum tentu akan hidup dengan saya sampai kami dipisahkan maut. Realistis saja, saya masih ingin mengejar ilmu sebanyak mungkin, bila pernikahan atau setidaknya pacaran membuat saya bertambah ilmu mungkin akan saya coba eh kasihan yang jadi pacar saya kan…

Menjalin hubungan dengan manusia lain tentunya menyenangkan tapi bayangkan jika hubungan itu mengikat sehingga kamu harus menjadi terbatas sepertinya saya bukan orang yang akan ada dalam hubungan seperti itu. Saya masih sangat haus dengan ilmu mungkin filsafat. Saya masih menikmati betapa banyak pertanyaan yang muncul dan masih mencari jawabannya, saya juga percaya ada pencipta yang akan mempertemukan saya dengan soulmate saya pada waktu yang tepat. Ya saya tahu saya juga harus berusaha lebih aktif untuk menemukannya.

Lingkungan saya masih saja percaya bahwa perempuan harus segera menikah, ketika bertemu keluarga besar yang ditanya, “sudah ada pacar?” Saya lelah dengan pertanyaan ini, kenapa tidak ada yang bertanya pada saya, “ada rencana nerusin S2?” pasti akan saya jawab IYA!

Pertanyaan yang berulang itu membuat saya berpikir, bahkan di keluarga besar saya yang cenderung liberal dan berpendidikan tinggi saja masih berpikiran bahwa perempuan akan bahagia bila dia menikah, berkeluarga, punya anak dan suami. Mungkin iya, tapi belum tentu.

Sedikit menyimpang, saya menghadiri dan terlibat dalam konferensi pers Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan – yang tema besarnya adalah Menghentikan Perkawinan Anak. Perkawinan Anak sungguh memprihatinkan, instrumen hukum di Indonesia juga belum melindungi anak untuk mendapatkan hak-haknya menjadi manusia yang sejahtera.Anak perempuan menjadi korban perkawinan anak (data menyusul-ketinggalan di kantor), ketika sudah menikah anak sulit menempuh pendidikan, belum lagi dia akan hamil. Padahal UU Perlindungan Anak telah menetapkan bahwa yang disebut anak berumur setidaknya 18 tahun, anak punya hak yaitu mendapatkan pendidikan setidaknya 12 tahun.

girls

Anak perempuan yang dikawinkan ini kemungkinan besar akan berhubungan seksual, belum tentu dia mengenal organ reproduksinya dan ‘sadar’ melakukan hubungan seksual. Anak perempuan terpaksa patuh pada sistem patriarkhi yang menjebaknya, tunduk pada suami.

Anak perempuan ini terancam kesehatan reproduksinya, dia akan hamil dan melahirkan anak yang jaraknya tak lebih dari 21 tahun darinya, bisa jadi hanya berbeda 13 tahun dari usinya. Organ reproduksinya belum siap-bahkan tulangnya masih rapuh. Anak perempuan ini sangat beresiko tertekan mentalnya, akan mempengaruhi janinnya dan kesehatannya sendiri. Anak perempuan yang dikawinkan ini akan amat rentan meninggal atau anak yang dilahirkannya mendapat komplikasi kesehatan. Negara masih belum memperhatikan anak perempuan-padahal mereka adalah masa depan bangsa.

Negara ini belum konsisten, UU Perkawinan masih saja melegalkan anak perempuan dikawinkan umur 16 tahun. Mungkin negara belum sadar dampak dari UU Perkawinan ini, atau memang sengaja mengabaikan ‘sejarah kelam’ bagi anak perempuan. Negara belum sadar bahwa anak perempuan yang dikawinkan akan hancur masa depannya secara perlahan baik fisik dan mental. Anak perempuan yang dikawinkan tak berdaya pula dalam ekonomi-dia tak dapat mencari penghasilan bila sekolah (minimal SMA) tak lulus. Dunia akan jadi lahan tandus baginya, banyak dari tenaga kerja wanita yang mengadu nasib di negeri orang karena mereka adalah korban perkawinan anak, mereka ingin mengubah nasib karena sang suami terlilit hutang, atau bahkan mendapat kekerasan dalam rumah tangga. Sayangnya negara juga belum melindungi mereka secara maksimal sebagai warga negara yang bekerja di negara lain  (yang sebagian besar di bidang informal: pembantu rumah tangga). Kemiskinan bisa jadi terus menghantui mereka.

Sebenarnya saya tak mau membahas betapa abainya negara pada anak perempuan, tapi begitulah kenyataannya. Saya muak dengan petinggi politik di negara ini sibuk mengambil hati rakyat dengan isu agama dan ras. Saya muak dengan petinggi politik yang berjanji tanpa bertindak mengubah bangsa ini, mungkin dia hanya mementingkan agar keluarganya tetap aman bermain di pusaran kekuasaan atau mungkin menutupi kesalahannya di masa lalu. Semoga manusia-manusia yang licik dan memanfaatkan rakyat yang dibohonginya dengan hal sakral seperti agama akan dibalas Tuhan di akhirat nanti. Pikiran jahat saya agar dia panjang umur namun tersiksa oleh nafsunya terhadap kekuasaan.dalai-lama-purpose-of-religion-quotes

Oke, sudah cukup sumpah serapah saya.

Hal yang menarik untuk disimak:

Coba tonton UNBROKEN, film ini menginspirasi saya bahwa kamu akan menang bila kamu mampu menguasai pikiranmu. Mungkin menguasai pikiran adalah hal yang amat saya sukai beberapa tahun terakhir ini. Film ini bagus, bagus karena bercerita tentang manusia boleh ditindas secara fisik tapi hanya manusia yang bisa mengendalikan dirinya-untuk tidak menyerah secara mental. akan mengalahkan musuh. Bukan berarti harus melawannya dengan kekerasan namun membuktikan kepada musuh itu bahwa dengan tekanan apapun si tokoh utama (Louis Zamperini) tak akan runtuh. Jangan lupa tatap mata musuhmu karena musuhmu juga manusia. Yang terbaik dari film ini adalah pengampunan terhadap musuhmu dan mungkin ada sedikit sisi romantis ketika akhirnya musuh (Watanabe), sadar akan kekuatan Louis Zamperini yang tidak kehabisan semangat pada akhirnya membuat Watanabe seperti berkaca dan ingin menjadi teman Zamperini, walaupun Zamperini adalah tahanan perang dari negara Watanabe (Jepang). Kemudian yang selalu menjadi favorit saya adalah bagian terapung di lautan, hmmm.. maksud saya adalah saya sangat kagum pada kekuatan mental orang yang terdampar-jadi ingat film Life of Pi, Cast Away, dan sedikit Titanic :))

11561_1

Selain itu juga saya sempat menonton Trainwreck, hampir seperti chicklit-chicklit yang pernah saya baca namun tak terlalu membekas untuk menjadi pelajaran dalam kehidupan-intinya film ini mengajarkan bahwa kamu akan menemukan cinta sejati, tak peduli berapa banyak laki-laki yang kamu tiduri dan campakan. Hmm… baiknya adalah sebagai seorang individu kamu harus menghormati perasaan orang lain dan mengubah diri menjadi lebih baik, dan sekali lagi pengendalian diri.

Satu lagi sebelum saya tidur…

Serial yang selalu membekas dihati (selain The Walking Dead ) : SHERLOCK – meski belum menonton Abominable Bride saya tidak sabar menunggu Moriarty atau penjahat lain yang dirindukan otak Sherlock. Dan siapa yang tak ingin memecahkan kasus bersama Ben?

unduhan

Leave a comment